Olahraga adalah kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Dengan berolahraga, tubuh diajak untuk bergerak secara aktif dan menyegarkan pikiran juga membuat kita terhindar dari berbagai jenis penyakit. Namun, olahraga memerlukan konsentrasi yang tinggi.
Bagi sebagian orang yang tidak rutin berolahraga, kegiatan ini bisa menyebabkan cedera ringan hingga cedera serius. Untuk menghindari hal tersebut, Anda bisa melakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga supaya otot tidak terlalu tegang dan tulang siap diajak bergerak. Berikut adalah beberapa jenis cedera yang biasanya ditemui.
Cedera Sprain
Cedera paling umum yang biasa dialami oleh orang adalah terkilir. Biasanya cedera ini dialami oleh orang yang bermain sepak bola. Cedera sprain muncul karena adanya ketegangan atau robekan ligamen di bagian persendian seperti di tangan, kaki atau pergelangan bahu dan menyebabkan keseleo.
Cedera Strain
Cedera strain terjadi di otot, biasanya di bagian otot selangkangan atau otot betis. Otot ini tertarik yang disebabkan oleh meregangnya tendon. Cedera strain biasanya disebabkan karena tidak melakukan pemanasan atau peregangan sebelum berolahraga sehingga tubuh merasa ‘kaget’ karena terpaksa bekerja.
Cedera Lutut
Cedera lutut yang sering terjadi dan paling parah adalah cedera ligamentum cruciate anterior (ACL) yang biasanya dialami oleh para pesepak bola. Adanya tendonitis atau radang pada lutut juga bisa menyebabkan cedera bernama patellar tendinitis.
Cedera Pinggang Bawah
Cedera lainnya yang umum terjadi adalah cedera di bagian pinggang bawah. Ini biasanya terjadi karena adanya gerakan mendadak, berulang atau melebihi batas yang dimiliki oleh otot pinggang.
Untuk menghindari terjadinya cedera, Anda bisa melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu sebelum olahraga. Namun, apa yang harus Anda lakukan jika cedera sudah kepalang terjadi?
Untuk mengatasi cedera biasanya dilakukan metode RICE yaitu Rest, Ice, Compression dan Elevation. Rest artinya istirahat bagian tubuh yang mengalami cedera. Ice artinya meletakkan bungkusan es pada bagian tubuh yang cedera selama 20 menit dan lakukan 4 hingga 8 kali dalam sehari. Compressing adalah membalut bagian tubuh yang cedera dan ditekan agar tidak bengkak. Setelah itu, Elevation adalah meninggikan posisi bagian tubuh yang terkena cedera agar darah dapat mengalir kembali secara lancar.
Jika setelah melakukan metode RICE kondisi Anda tidak kunjung membaik, sebaiknya Anda mendatangi tenaga ahli untuk melakukan tindakan sesuai dengan cedera yang dialami, misalnya:
Obat
Tenaga medis biasanya memberikan obat anti inflamasi untuk mengurangi rasa sakit dan meredakan bengkak, misalnya aspirin atau ibuprofen.
Imobilisasi
Supaya bagian tubuh yang terkena cedera tidak digunakan terlebih dahulu, biasanya dilakukan pengobatan seperti menggunakan sling, splint atau gips untuk melindungi bagian tubuh yang cedera dan mencegah kerusakan yang lebih parah.
Operasi
Jika cedera yang terjadi sangat parah, dokter ortopedi akan melakukan tindakan operasi untuk memperbaiki bagian tubuh yang cedera agar dapat mengembalikan struktur yang rusak ke bentuk dan fungsinya semula.
Terapi dan Fisioterapi
Tindakan lainnya yang bisa dilakukan adalah terapi dan fisioterapi. Fisioterapi dinilai lebih efektif untuk mengobati cedera dibandingkan metode lainnya. Seseorang yang menjalani fisioterapi harus melalui proses pemulihan agar terhindar dari cacat fisik. Selain dilakukan pada pasien yang sudah mengalami cedera, fisioterapi juga bisa dilakukan pada mereka yang ingin terhindar atau mecegah dari cedera. Bahkan, fisioterapi bisa dilakukan terhadap lansia dan ibu hamil, misalnya untuk mengobati sakit punggung atau mempersiapkan persalinan.
Tujuan dari fisioterapi adalah meningkatkan dan memulihkan kekuatan fisik, meningkatkan mobilitas bagian tubuh yang cedera, memperbaiki postur tubuh, mengelola rasa sakit serta mengelola kondisi fisik yang lemah paska cedera.