Nyeri lutut atau Sakit Lutut merupakan suatu masalah yang umumnya dikeluhkan dari berbagai kalangan usia, baik remaja maupun kalangan orangtua. Menurut research yang dilakukan oleh Jonasson et al (Department of Orthopedics-Swedia) nyeri lutut dirasakan oleh atlet sebanyak 44% dan dari kalangan non-atlet sebanyak 9%. Keluhan pada lutut ini biasanya membatasi kemampuan penderita untuk berjalan, menaiki tangga ataupun berlari. Nyeri pada lutut dapat disebabkan banyak hal termasuk trauma, arthritis, overstrechyang berulang dan masih banyak penyebab lainnya.
Perlu kita ketahui bahwa nyeri lutut sering dihubungkan dengan ketidakstabilnya dari tulang patella. Dimana terjadi peningkatan sudut dari otot quadriceps terhadap pelvis. Berdasarkan hal tersebut dapat dihubungkan bahwa otot-otot penggerak sendi lutut sisi proksimal memiliki pengaruh yang amat besar terhadap stabilnya posisi tulang patella. Otot-otot tersebut berfungsi untuk mengontrol sudut kemiringan otot quadriceps dan mengurangi tarikan sendi panggul ke arah valgus.
Tidak stabilnya tulang patella yang menyebabkan rasa nyeri pada lutut sering diakibatkan adanya perubahan dari postur tungkai atas dan bawah dan merubah gaya pada sendi lutut, dimana tulang femur berputar kesisi medial dan tulang tibia berputar kesisi lateral. Beberapa pendapat mengatakan, hal tersebut dikarenakan oleh menurunnya aktifitas dari otot gluteus medius(Duda, 1997; McConnell, 2007).
Hip adalah suatu sendi ball and socket dan merupakan penyangga berat badan utama pada tubuh. Pada hip banyak terdapat ligament sebagai penambah stabilitas pada hip, selain itu banyak pula terdapat otot untuk membantu mengontrol gerakan pada sendi dan kaki. Dari semua otot pada hip, yang perlu diperhatikan sebagai pencetus knee pain ialah otot gluteus yaitu gluteus medius. Otot gluteus medius membantu mengabduksikan hip, merotasikan hip, serta aktif menjaga level pelvis saat berjalan dan berdiri.
Gambar 1. Otot Gluteus Medius
Kelemahan pada otot ini mungkin disebabkan oleh cedera namun diperkirakan lebih sering terjadi karena thigthness pada otot fleksor hip, sehingga menimbulkan kelemahan pada otot gluteus medius. Saat gluteus medius menjadi lemah, paha akan berotasi dan tertarik ke arah dalam sehingga terjadistretch yang berlebihan disekitar lutut dan kaki. Bila hal ini terus dibiarkan akan menimbulkan overload pada tulang belakang bagian bawah, sacroilliac joint, serta struktur lutut dan patella. Kelemahan pada otot gluteus medius juga membuat penurunan performa pada atlet dan meningkatkan resiko cedera padalower limb. (Burnet and Pidcoe, 2009)
Menurut hasil research yang dilakukan Lindsay et al (2009) mengenai Gluteal Muscle Activation During Common Exercises dengan melakukan pengukuran menggunakan elektromyographic. Didapatkan hasil yaitu ada beberapa jenis exercises dengan aktivasi otot gluteus medius paling tinggi ketika melakukanstrengthening exercise sebagai berikut:
1. Side Lying Abduction/ Sidelying Leg Raise (SLR)
Pastikan keadaan tubuh dalam keadaan lurus dan ketika mengangkat kaki jangan sampai menyentuh sisi kaki yang lainnya. Pada gerakan ini aktivasi dari gluteus medius mencapai 81%.
2. Hip Clam
Pada exercise ini pastikan posisi tibia sampai kaki lurus dan sejajar, lalu tahan selama selama 6 detik. Gerakan ini memiliki aktivasi gluteus medius sebesar 48%.
Jika Anda mempunyai keluhan nyeri pada lutut, evaluasi mobilitas sendi dan kekuatan otot mulai dari hip Anda. Karena kelemahan pada otot hip terutamagluteus medius dapat mempengaruhi posisi paha dan lutut Anda saat berjalan, berlari maupun menaiki tangga. Untuk memperbaiki kelemahan otot gluteus medius tersebut perlu dilakukan strengthening exercise. Dan latihan penguatan yang terbaik untuk gluteus medius ialah side lying abduction, karena saat melakukan gerakan tersebut aktivasi otot gluteus medius mencapai 81% sehingga sangat efektif.
Pustaka :
- Duda GN, Schneider E, Chao EYS. Internal forces and moments in the femur during walking.J Biomech. 1997;30:933–941. PubMed
- Fulkerson JP. Diagnosis and treatment of patients with patellofemoral pain. Am J Sports Med. 2002;30:447–456. [PubMed]
- Lindsay J.DisStefano et al . (2009). Gluteal Muscle Activation During Common Therapeutic Exercises, Journal of orthopaedic and Sports Physical Therapy. Page 532-540.
- McConnell, J. 2007. Rehabilitation and Nonoperative Treatment of Patellar Instability. Sports Medicine Arthroscopy Rev. June; Vol.5,Num. 2.http://www.ortopediavirtual.com.br/docs/Rehabilitation%20and%20Nonoperative%20Treatment%20of%20Patellar%20Instability.pdf
- Nakagawa, T.H, Muniz, T.B et al. (2008). The Effect of Additional Strengthening of Hip Abductor and Lateral Rotator Muscles in Patellofemoral Pain Syndrome. Clinical Rehabilitation, 22, 1051-1060.
- Pratt, N. (2004). Clinical Musculoskeletal Anatomy. CBLS: Marietta
- Souza, R. and Powers, T. (2009). Differences in Hip Kinematics, Muscle Strength, and Muscle Activation Between Subjects With and Without Patellofemoral Pain, Journal of orthopaedic and Sports Physical Therapy. Vol 39(1), pp. 12-19.
- Tyler TF, Nicholas SJ, Mullaney, MJ, McHugh MP. The role of hip muscle function in the treatment of patellofemoral pain syndrome. Am J Sports Med. 2006;34:630–36. [PubMed]
Leave a Comment